Visi, misi, tujuan, dan sasaran serta strategi pencapaian
Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran (VMTS) Program Studi Magister Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta (Prodi Maksi UMS), disusun pada tahun 2014, setelah diperoleh ijin operasional dari Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 498/E/0/2014 tanggal 10 Oktober 2014. Akan tetapi pada tahun 2015 dilakukan perubahan tentang Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran (VMTS) Prodi Maksi UMS 2015-2019 berdasarkan SK Direktur Sekolah Pascasarjana UMS Nomor 08/XI/SPs/2015.
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran (VMTS) Program Studi Magister Akuntansi (Maksi) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan penjabaran lebih lanjut dari VMTS Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. VMTS Magister Akuntansi tersebut disusun melalui tahapan sebagai berikut: 1. Penyusunan visi, misi dan tujuan dan sasaran program studi, diawali dengan dibentukannya sebuah tim task force yang dipimpin langsung oleh Kaprodi Magister Akuntansi dengan wewenang dan kewajiban untuk mendesain beberapa alternatif rancangan visi, misi, tujuan, dan sasaran Program Studi. 2. Tim task force tersebut mulai mendesain alternatif rancangan dengan melakukan analisis situasi (melihat dan menilai peluang dan ancaman, serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Prodi Magister Akuntansi UMS) serta mengakomodasi masukan baik dari internal stakeholder maupun eksternal stakeholder, terutama untuk memperoleh konsistensi dengan visi dan misi Universitas/Fakultas/ Jurusan, mendapatkan informasi nilai-nilai luhur yang ingin dicapai prodi, keunggulan kompetensi lulusan yang diharapkan, dan kebutuhan kualifikasi profesional sekarang dan yang akan datang. 3. Rancangan alternatif tersebut dibahas dan didiskusikan dalam serangkaian forum rapat yang terdiri dari seluruh dosen yang terlibat dalam proses belajar mengajar di Program Studi Magister Akuntansi dan pimpinan Sekolah Pascasarjana UMS untuk dievaluasi dan diberi umpan balik. Adapun kegiatan yang dilakukan dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi, adalah sebagai berikut:
4. Berdasarkan masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak yang hadir dalam forum tersebut, kemudian tim task force, merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi Magister Akuntansi. 5. Pengusulan VMTS ke Sekolah Pascasarjana UMS untuk disahkan dan dibuatkan SK Rektor/Direktur Sekolah Pascasarjana UMS. Di dalam merumuskan visi, misi, dan tujuannya, Program Studi Magister Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta (Prodi Maksi UMS) berlandaskan pada Undang-Undang Dasar 1945, khususnya amanat yang dituangkan pada pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta peraturan perundangan yang berlaku. Dengan amanat tersebut maka visi, misi, dan tujuan Prodi Maksi UMS diarahkan pada penyelenggaraan pendidikan untuk menghasilkan lulusan berkualitas, bermartabat, bermoral, dan berwibawa yang mempunyai daya saing tinggi baik nasional maupun internasional. Di dalam menjalankan fungsinya sebagai institusi penyelenggara pendidikan tinggi, Prodi Maksi UMS berlandaskan pada nilai-nilai dasar yaitu islami (islamic), integritas (integrity), kebersamaan (togetherness), keunggulan (excellence), dan kebijaksanaan (wisdom). a. Islami (Islamic) Nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah merupakan pedoman bagi setiap civitas akademika Prodi Maksi UMS dalam berperilaku sebagai pribadi, maupun dalam berkeluarga, berorganisasi, dan bermasyarakat. Civitas akademika Prodi Maksi UMS mempunyai kebebasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tehnologi, seni dan budaya seluas-luasnya, dan pengembangan tersebut tetap senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. b. Integritas (integrity) Integritas melibatkan nilai-nilai kejujuran dan kebenaran dalam segala kegiatan, tindakan atau perbuatan. Integritas yang tinggi diperlukan untuk membangun dan memajukan Prodi Maksi UMS sehingga mendapatkan kepercayaan dan reputasi yang baik dari publik, khususnya pengguna lulusan. Landasan Normatif: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (jujur). (QS : Al-Ahzab;70) Wahai orang-orang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS : Al-Shaff; 2-3) Wajib bagi kalian untuk jujur, karena jujur itu menunjukkan kebajikan, dan kebajikan itu mengantarkan ke surga. Tidaklah seseorang itu berlaku jujur dan menjaganya, kecuali ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Hindarilah dusta, karena dusta menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan menunjukkan kepada api neraka, dan tidaklah seseorang itu berdusta dan membiasakannya, kecuali ditulis di sisi Allah sebagai tukang dusta (HR : Al-Bukhari dan Muslim). c. Kebersamaan (togetherness) Pengelolaan dan pengembangan Prodi Maksi UMS merupakan amanah yang dilakukan dengan rasa tanggung jawab oleh semua sivitas akademika secara bersama. Kebersamaanseluruh civitas akademika merupakan pemacu kekuatan untuk menghadapi perubahan lingkungan sosial yang sangat kompleks, dan kebersamaan juga diperlukan dalam mengembangkan dan menghasilkan produk-produk Ipteks yang berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat umum. Kebersamaan diwujudkan dalam bentuk kerjasama antar dosen, program studi, pusat studi, dan lembaga-lembaga atau unit-unit di dalam dan di luar Prodi Maksi UMS dalam melaksanakan Tridarma perguruan tinggi. Landasan Normatif: Dan saling tolong-menolonglah dalam kebajikan dan taqwa dan jangan kalian saling tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS: Al-Maidah; 2). Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka itu perbaikilah hubungan di antara kedua saudaramu, dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat (QS: Al Hujarat; 10). d. Inovasi untuk Kemajuan (innovation) Pengembangan ilmu pengetahuan merupakan pendorong civitas akademika untuk selalu belajar dan berkarya secara berkelanjutan. Sikap mental inovatif yang mendayagunakan kemampuan dan keahlian setiap civitas akademika diharapkan mampu menghasilkan Ipteks yang mampu memberikan pembaharuan. Landasan Normatif : Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, yang menciptakan manusia dari, segumpal darah. Bacalah dan dari Tuhanmulah apa yang datang. Yang mengajarkan dengan petunjuk, yang mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya. (QS: Al-Alaq: 1-5 ). Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakan, dan bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). (QS : An-Najm; 39-40) e. Kunggulan (excellence) Pengembangan potensi setiap civitas akademika Prodi Maksi UMS menuju kepada derajad keunggulan merupakan hal yang terus menerus dilakukan. Dengan meningkatnya kemampuan akademik, keilmuan atau kepakaran SDM Prodi Maksi UMS diharapkan bahwa Prodi Maksi UMS menjadi pusat unggulan Ipteks yang mampu menghasilkan lulusan berkualitas dan berkompetensi tinggi yang memiliki daya saing nasional dan internasional. Landasan Normatif: Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS: Al-Mujaadilah; 11). f. Kebijaksanaan (wisdom) Kebijaksanaan merupakan titik kulminasi dari pengetahuan yang tinggi, yang menghasilkan kemampuan untuk membuat penilaian dan keputusan yang baik bagi diri dan orang lain. Seiring dengan meningkatnya kemampuan akademik, keilmuan atau kepakaran civitas akademika Prodi Maksi UMS, mereka diharapkan menjadi pribadi-pribadi bijaksana yang mampu memberikan tauladan yang baik (uswah hasanah), pribadi yang penuh dengan kasih sayang, dan pribadi yang memiliki keperdulian terhadap usaha-usaha untuk kebaikan dan perbaikan lingkungan disekitarnya. Landasan Normatif: Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan contoh pengajaran yang baik dan berdialoglah dengan mereka dengan cara yang lebih baik (QS: Al-Nahl; 125) Perilaku bijaksana harus senantiasa bersumber kepada sifat utama Nabi Muhammad SAW, yaitu:
|